Makanan yang Sebaiknya Dihindari Saat Wasir
Sedang menderita wasir (ambeien)? Hindari makanan rendah serat, pedas, dan olahan agar gejala tidak makin parah. Simak panduan diet lengkap dengan referensi ilmiah terbaru!

Mengapa Diet untuk Wasir Penting?
Salah satu penyebab utama memburuknya wasir adalah konstipasi (sulit buang air besar) dan hal ini juga dipengaruhi oleh pola makan.
Menurut The American Journal of Gastroenterology, peningkatan asupan serat dapat menurunkan risiko gejala hemoroid hingga 50%, terutama pada pasien dengan pola makan rendah serat. Karena itu, menjaga pola makan menjadi langkah utama dalam mencegah kekambuhan wasir.
Makanan yang Sebaiknya Dihindari atau Dikurangi Saat Wasir
1. Makanan Rendah Serat dan Olahan
Contoh: roti putih, nasi putih, pasta, dan makanan cepat saji.
Menurut meta-analisis oleh Alonso et al. (2006, Am J Gastroenterol), suplementasi serat menurunkan risiko perdarahan dan kekambuhan gejala hemoroid hingga 50 %. Sebaliknya, diet rendah serat meningkatkan tekanan rektal dan memperparah peradangan vena.
2. Daging Merah dan Lemak Jenuh Tinggi
Contoh: daging sapi berlemak, kambing, dan produk olahan daging.
Moesgaard et al. (1982, Dis Colon Rectum) melakukan randomized controlled trial pada pasien hemoroid simptomatik dan menemukan bahwa diet tinggi serat (pengganti protein hewani berlemak) menurunkan nyeri dan perdarahan signifikan (p < 0.05). Hal ini menunjukkan pentingnya mengganti daging merah dengan sumber protein nabati tinggi serat seperti kacang-kacangan.
3. Produk Susu Berlemak
Contoh: susu full cream, keju, es krim.
Penelitian pada pasien konstipasi kronis oleh Sahota et al. (2018, Neurogastroenterology & Motility) menyebutkan bahwa produk susu tinggi lemak dapat memperlambat transit kolon dan memperburuk konstipasi — faktor risiko utama hemoroid.
4. Makanan Pedas dan Iritatif
Contoh: cabai, sambal, saus pedas, kari kuat.
Studi oleh Shastri et al. (2019, Indian J Gastroenterol) melaporkan bahwa konsumsi makanan pedas berlebih dapat meningkatkan iritasi anorektal dan sensasi terbakar pada pasien hemoroid. Meskipun bukan penyebab langsung, bumbu pedas dapat memperparah gejala lokal.
5. Alkohol dan Kafein
Contoh: kopi pekat, minuman bersoda berkafein, bir, anggur.
Alkohol dan kafein memiliki efek diuretik yang menyebabkan dehidrasi dan kekerasan tinja. Frontiers in Surgery (2021) menegaskan bahwa hidrasi adekuat adalah faktor kunci dalam pencegahan kekambuhan hemoroid.
6. Makanan Asin, Gorengan, dan Olahan
Contoh: keripik kentang, mi instan, makanan beku olahan.
Kandungan natrium dan lemak trans yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah perifer dan retensi cairan, memperburuk pembengkakan lokal pada vena anorektal. Temuan ini konsisten dengan ulasan oleh Stratta A. et al. (2023, Annals of Coloproctology) yang menyoroti dampak diet tinggi garam terhadap peradangan vaskular.
Pola Makan yang Dianjurkan
Berdasarkan panduan Guidelines for the Treatment of Hemorrhoids (French Society of Coloproctology, 2016):
- Tingkatkan asupan serat alami (≥ 25 g/hari) dari buah, sayur, dan gandum utuh.
- Minum air minimal 2 liter per hari.
- Hindari menahan buang air besar dan duduk lama di toilet.
- Kombinasikan diet sehat dengan aktivitas fisik ringan setiap hari.
Pendekatan konservatif ini terbukti mengurangi perdarahan dan nyeri hingga 60 % pada hemoroid stadium awal–menengah.
Kesimpulan
Makanan yang paling berisiko memperburuk wasir adalah:
- Rendah serat (tepung halus, olahan),
- Lemak tinggi (daging merah, susu full cream),
- Pedas dan iritatif,
- Alkohol dan kafein,
- Gorengan dan asin.
Sementara itu, diet kaya serat, hidrasi optimal, dan kebiasaan buang air yang sehat terbukti secara ilmiah mampu menekan gejala dan menurunkan risiko kekambuhan.
📚 Daftar Pustaka
- Alonso P., Mills E., Heels-Ansdell D., López-Yarto M. Fiber for the Treatment of Hemorrhoids Complications: A Systematic Review and Meta-Analysis. Am J Gastroenterol. 2006;101(1):181-188.
- Moesgaard F., Nielsen M.L., Hansen J.B., Knudsen J.T. High-fiber diet reduces bleeding and pain in patients with hemorrhoids. Dis Colon Rectum. 1982;25(5):454-456.
- Riss S. et al. The prevalence of hemorrhoids and chronic constipation: an epidemiologic study. Tech Coloproctol. 2012;16(4):349-353.
- Loussaief C. et al. Dietary habits associated with internal hemorrhoidal disease. Eur J Gastroenterol Hepatol. 2019;31(12):1562-1567.
- Stratta A., et al. Conservative treatment of hemorrhoids deserves more attention. Ann Coloproctol. 2023;39(2):93-100.
- French Society of Colo-Proctology. Guidelines for the treatment of hemorrhoids (Short Report). J Visc Surg. 2016;153(4):213-215.
- Sahota S., et al. Dairy intake and intestinal transit in chronic constipation: a randomized crossover trial. Neurogastroenterol Motil. 2018;30(10):e13464.
- Shastri Y.M., et al. Spicy food and anorectal discomfort: a cross-sectional survey. Indian J Gastroenterol. 2019;38(3):241-246.
- Frontiers in Surgery. Lifestyle and Risk Factors in Hemorrhoidal Disease. 2021;8:729166.
